Senin, 25 November 2013

SEBOTOL AIR




Sebotol Air ini menjadi saksi atas dahagaku terhadapMu,



Sebotol Air ini menjadi saksi atas betapa rinduku padaMu,



Sebotol Air ini yang mengantarkanku menuju cintaMu,



Sebotol Air ini yang menghanyutkan kasihku bermuara keharibaanMu



Sebotol Air, ya benar, Sebotol Air.



Iya, benar. Sebotol Air. Tak usah Kalian bertanya lagi,



Sebotol Air ini mampu menjawab kebimbanganku.



Sebotol Air ini yang mampu membersihkan dosa-dosaku.



Dengan Sebotol Air ini, kubasuh kotoran-kotoranku.



Dengan Sebotol Air ini aku berwudhu, lalu aku menghadapMu.



Sebotol Air ini menjadi saksi atas dahagaku terhadapMu,



Sebotol Air.


 
Di Rumah Kontrakan, 2 Nopember 2013

Rabu, 06 November 2013

WANITA IDAMAN

Istriku, wanita yang kunikahi, bukanlah dewi.

Ia hanya seorang hamba biasa berhati peri.

Istriku, wanita yang kunikahi, bukanlah bidadari.

Ia hanya seorang wanita yang kecantikannya hanya untukku sendiri.

Istriku, wanita yang kunikahi, ku tak tahu dari mana asalnya,

‘Ku hanya yakin bahwa ia berasal dari tulang rusukku yang hilang.

Istriku, wanita yang kunikahi, ku tak tahu dimana alamatnya,

‘Ku hanya yakin bahwa hanya  kepadanya aku berkeluh kesah, kembali pulang.

Istriku, wanita yang kunikahi, ku tak tahu apa kerjanya,

‘Ku hanya yakin bahwa hanya  ia yang mampu merawat anak-anakku penuh kasih sayang.

Istriku, wanita yang kunikahi,

Dalam tiap hembusan nafasnya, terselip do’a untukku

Dalam tiap untaian katanya, tertiup angin surga di telingaku

Dalam tiap sentuhan tangannya, terasa belaian ibu semasa kecilku dulu

Istriku, wanita yang kunikahi,

Aku mencintaimu.....

 

 Di rumah kontrakan, 3 Nopember 2013

Senin, 04 November 2013

BADAN TIADA BERTUAN


 Lidah menjulur syukur,
Namun badan membujur kufur.
Lidah mengecap nikmat,
Namun raga masih tersesat.
Tiada henti Tuhan mengirim nikmat,
Namun masih saja raga ini memburu maksiat.
Ragaku masih terlalu egois manjanya, 
memanjakan keduniaannya,
Badanku serasa tiada bertuan,
menurutkan nafsu setan.
Tuhan,
Hatiku mengetuk pintuMu, 
Sadar akan segala dosaku,
Sisakan ampunanMu,
Di ujung kerongkongan dan ubun-ubunku.
Amin.
 

Di Sudut Kamar Usang, 15 Maret 2012


Minggu, 18 Agustus 2013

Setelah 68 Tahun Merdeka



Setelah 68 tahun Indonesia merdeka, 
Semoga akal kita tidak lupa akan sejarah perebutan kemerdekaannya, 
semoga otak kita tidak luput untuk merekam perjuangan para pahlawan. 
Semoga jiwa kita tidak melupakan pancasila 
Semoga mulut kita tidak (lagi) salah membaca urut 5 silannya. 
Semoga para pejabat dan pemimpin kita tidak lupa akan UUD 1945.
Semoga para pesiar, pelaut dan para TKI, tidak lupa, 

bahwa mereka masih punya Tanah Air : Indonesia

Setelah 68 tahun merdeka:
Merdekan diri dahulu dari segala bisik nafsu dan angkara murka,
Merdekakan diri dahulu dari segala sifat iri dengki, hasut, tamak dan serakah.
Merdekakan diri dahulu untuk rela interopeksi diri tanpa harus selalu koreksi "tetangga" sebelah.
Kita tak akan sepenuhnya merdeka jika hanya terus saling melempar salah.
Merdeka hanya untuk kita yang mampu (terus) memberi tanpa mengharap untuk menerima.


Setelah 68 tahun merdeka, 
Jika mental pemimpin pejabat dan negarawan tetap tak terbaiki, 
maka 4 atau 5 tahun lagi, negara kita, Indonesia, 
akan juara pertama olimpiade dunia, OLIMPIADE KORUPSI

Setelah 68 tahun merdeka,
semoga kita bisa merubah apa yang belum dijamah dan dirubah, untuk menjadi lebih indah.

MERDEKA..!! 


Depan TV, menonton berita nasional, 
17 Agustus 2013, 11:30 

Selasa, 04 Juni 2013

Emakku Sayang, Aku Sayang Emak


Emak.,
Maafkan anakmu ini.,
sedari hidup hingga engkau tinggalkan kami, tak sempat bahagiakanmu di masa tuamu.,
takdir memang terlalu kejam., memisahkan anak-anakmu dengan engkau yang kami cintai., 
sungguh kami tak sanggup menahan air mata yang terurai hingga menganak sungai.

Emak.,
Kepergianmu sungguh menyesakkan dada kami.,
Seolah kami tak lagi berarti, dan sungguh kami merasa menjadi anak durhaka.,
Yang tak menemanimu disaat-saat terakhirmu.
Waktu memang terlalu kejam., hingga di perjalanan akhirmu., sepersekian detik saja,, tak biarkan anak-anakmu menemanimu saat menutup mata di tutup usia.

Emak.,
Maafkan kami., anak-anakmu., yang terlalu egois dengan kehidupan kami.,
Maafkan kami., anak-anakmu yang terlalu tak mengindahkanmu.,
Maafkan kami, anak-anakmu yang terlalu membiarkanmu menikmati hari-hari terkahirmu
Maafkan kami, anak-anakmu yang terlalu sering meninggalkanmu.
Maafkan kami, anak-anakmu tercinta.

Emak.,
Aku tahu., sungguh begitu besar cintamu pada anak-anakmu,
Aku tahu., sungguh begitu besar cintamu pada suamimu, ayah dari anak-anakmu.
Aku tahu., sungguh begitu besar cintamu pada keluargamu., tempat kamu bernaung.
Dan sungguh aku tahu, tak kan pernah bermaksud engkau tinggalkan kami.
Tapi takdir terlalu kejam, terlalu cepat pisahkan engkau dengan kami.

Emak.,
Anak-anakmu sungguh mencintaimu.,
Andai waktu dapat diputar,, tak kan sedetik pun kami berpaling darimu di saat-saat terakhirmu,
Andai waktu dapat diputar, tak kan sejengkalpun kami menjauh darimu.,
Andai waktu dapat diputar, tak kan kami berpencar meninggalkanmu.
Andai waktu dapat diputar, aku lebih memilih untuk selalu bersamamu, emak.

Emak.
Allah telah menentukan jalan untukmu., juga untuk kami.
Allah telah menggariskan apa yang terbaik bagi emak dan juga bagi kami.
Anak-anakmu hanya mampu berdo’a untukmu, agar kau tenang disana, di alam yang berbeda.
Sungguh anak-anakmu ikhlas melepasmu,
Tapi gejolak rasa bersalah masih saja bergelayut dan meledak-ledak di dada kami,
Namun kami yakin, engkau tersenyum disana, melihat kami berkumpul melepasmu.

Emak,
Inilah jalan yang dibentangkan Allah untuk keluarga kita,
Engkau pergi saat anak-anakmu sudah dewasa, sudah berkeluarga,
Insyaallah kebahagiaanmu sudah sempurna dengan melihat kami berumahtangga,
Kini, kami hanya mampu mengantarmu dengan dzikir dan do’a,
Semoga engkau selalu tenang disana, dan mendapat surga Allah sebagai tempat terindah,
Dan kami, anak-anak tercintamu, akan senantiasa berdo’a untuk melapangkan jalanmu,
Karena kami tahu, sungguh tiada mampu kami memberikan sesuatu,
Selain dari do’a anak-anak sholeh-sholehamu.


Di Sudut Kamar Usang,
Sehari Setelah Berpulangnya Emak Tercinta,
20 Juli 2012

Senin, 27 Mei 2013

Untuk-Mu

Jika hidupku hanya untuk mencintai-Mu,
Maka matiku adalah cara terbaik untuk bertemu dengan-Mu.

Jika nafasku hanya untuk menyebut nama-Mu
Maka habisnya nafasku adalah cara terindah dengan tetap teguh memeluk-Mu

Jika jantungku hanya untuk mendetakkan asma-Mu
Maka hentinya detak jantungku adalah cara teristimewa dengan tetap berpegang tangan-Mu

Jika tiap jengkal langkah adalah untuk mendekat pada-Mu
Maka terbujur kakunya kakiku adalah cara terbaik untuk semakin dekat dengan-Mu

Jika tiap perputaran jemari adalah untuk mewiridkan keagungan-Mu
Maka terdiam-sendekapnya jemariku adalah cara terindah dengan tetap mencengkeram iman-Mu

Jika Engkau mencintaiku, tapi sungguh Engkau tak butuh kucinta,
Maka :
Maafkan hamba atas segala dosa yang terbentang sepanjang jalan
Maafkan hamba atas segala khilaf yang terurai sepanjang hidup
Maafkan hamba atas segala salah yang belum sempat tertobatkan
Maafkan hamba........

Jika Engkau mencintaiku, tapi sungguh Engkau tak butuh kucinta,
Jika hidupku hanya untuk mencintai-Mu,
Maka matiku adalah cara terbaik untuk bertemu dengan-Mu.
Maafkan hamba atas segala salah, dosa dan khilaf yang belum sempat bertobat.
Amin.

Dalam Bilik Perenungan,
Senin, 27 Mei 2013 04:50