Tiada Berputus Asa
Saat kekuasaan hanya sedikit menjamahmu,
Dimana kebahagiaan hanya menjadi secerca titik bagimu
ketika tangis dan keroncong air mata menjadi lagu wajib,
kemudian senyum dan tawa harus dibeli dengan telaga keringat,
maka sungguh itulah jurang yang akan menjerembabkanmu.
Namun, sungguh pula, tiada berputus asa dari Rahmat kecuali hanya kaum Kafirin.
Maka kami hanya menulis pesan dan do'a kepada tuhan
kemudian kami hanyutkan bersama derasnya kucuran keringat.
Entah kapan Tuhan 'kan memungut do'a kami
tapi kami yakin bahwa esok matahari akan terbit kembali
dan kami harus kembali menatap kehidupan yang tak pernah memandang kami ada disini.
Sungguh, tidak akan berubah nasib seorang hamba dari suatu kaum
Selama ia tidak membalik tangan dan menapakkan kaki pada terjalnya kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar