Aku menangis untuk menghibur diri
Aku bersorak untuk menertawakan diri
Aku bercanda untuk menenangkan diri
Aku bersujud untuk merenungkan diri
Aku melintasi samudra pekat,
Pada siapa aku harus mengadu ?
Pada siapa aku harus kecewa ?
Pada siapa aku harus bahagia ?
Apakah pada debu yang berterbangan?
Apakah pada nyanyian rintik hjan?
Apakah pada awal kuncup mekar?
Apakah pada akhir pengorbanan?
Aku harus menaklukkan hari-hari sendiri yang menjadi lawan tangguhku
Aku harus mengalahkan malam-malam sepi yang menjadi musuh besarku
Selamat Pagi, Sepi
Selamat Siang, Sunyi
Selamat Malam, Sepi, Sunyi, Sendiri.
Sebuah catatan tentang perasaan dalam menjalani hidup yang sering kali berliku tanpa arah yang tentu. Sebuah catatan tentang segala hal-ikhwal yang terjadi dalam hidup yang kadang terang kadang redup.
Kamis, 06 Februari 2014
Selasa, 04 Februari 2014
Wahai
Wahai...
Sekalipun aku tiada kau anggap, tak mengapa.
Lihatlah,
Akan kubuktikan bahwa suksesku adalah pilihan hidupku.
Wahai...
Memang aku harus berteman sepi dan debu terlebih dahulu..
Tapi lihatlah, akan ku ukir masa depanku, walau tanpamu.
Sekalipun aku tiada kau anggap, tak mengapa.
Lihatlah,
Akan kubuktikan bahwa suksesku adalah pilihan hidupku.
Wahai...
Memang aku harus berteman sepi dan debu terlebih dahulu..
Tapi lihatlah, akan ku ukir masa depanku, walau tanpamu.
Langganan:
Postingan (Atom)